Element Budaya : Permainan Tradisional
Provinsi : Jawa Barat
Asal : Indonesia
Nama lain: Benteng/bentengan/pal-palan/pris-prisan
Definisi
Benteng  adalah salah satu jenis permainan anak-anak walaupun para remaja juga  suka memainkannya kadang-kadang. Permainan ini sempat populer di tahun  80 an. Entah siapa yang pertama kali menemukannya. Tidak ada catatan  resmi tentang asal-usul permainan yang bikin ngos-ngosan ini.
Rules
Cara  bermain benteng ini super sangat sederhana. Menurut pengamatan saya,  jumlah minimal yang ideal bermain benteng adalah 8 orang. Permainan  terdiri dari 2 grup. Kita sebut saja A dan B. Setelah menentukan siapa  masuk grup mana (biasanya dilakukan dengan suit atau gambreng),  dipilihlah lokasi masing-masing benteng. Biasanya jarak kedua benteng  tidak terlalu jauh. Paling 70 – 100 meteran.
Lokasi  benteng bisa dimana saja. Di ruas jalan, di lapangan, di dekat sawah,  pokoknya dimana saja sepanjang kedua kubu bisa berlari diatasnya (bukan  berenang). Kalau kita sih dulu seringnya di depan rumah lo ya Ti.  Bentengnya di belokan depan rumah lo sama tiang listrik deket rumah Dea  ato nggak tiang basket (dulu masih ada, inget kan lo Ti?). Kebetulan di  komplek kita ini, cuma jalan di depan rumah Titiw yang agak lebar. Bisa  multifungsi. Kadang-kadang untuk basket, bulu tangkis, catur, main  gundu, ngobak genangan air, masak nasi goreng, dan banyak lagi dah.
Anyway,  back to the game. Objective atau Goal dari game ini mudah gampang  tralala sekali. Merebut benteng lawan dengan menyentuhnya. Seperti juga  benteng sungguhan, untuk bisa menguasai benteng lawan, kita harus  mengalahkan semua prajuritnya. Caranya gampang banget. Kamu harus  menyentuh bagian tubuh lawan (jangan menyentuh yang aneh-aneh ya –  walaupun sah secara aturan tapi tidak sah secara moral) ketika lawan itu  berlari keluar dari benteng. As simple as that.
Tapi  menyentuh lawan itu sulitnya bukan main loh. Begini misalnya. Di kubu  B, Adi berlari keluar dari bentengnya menuju kubu A sambil berusaha  either itu memancing Usup untuk mengejar untuk kemudian disentuh rekan  Adi, Toni atau with any luck bisa langsung menyentuh benteng kubu A.  Nah, akhirnya Usup berhasil terperangkap pancingan. Sekarang dia jadi  sandera deh di benteng B. Tapi not to worry my brethren, Usup masih bisa  diselamatkan. Si Usup harus berdiri sambil menyentuh benteng lawan  sambil stretch tangan atau kakinya sejauh mungkin (waduh kalo pas lagi  disandera biasanya kaki kita pegal-pegal) agar teman seperjuangannya,  Fitra bisa menyentuhnya untuk membebaskan Usup. Begitu seterusnya sampai  akhirnya salah satu benteng bisa direbut. Perlu dicatat, dalam proses  pembebasan hingga menuju bentengnya, si sandera menjadi invulnerable  atau kebal. Jadi lawan tidak boleh menyentuhnya dulu hingga si sandera  balik dan menyentuh bentengnya.
Kalah Tua
Seseorang  bisa menyentuh lawannya dan menyanderanya, jika lawan keluar dari  benteng atau literally melepaskan tangannya dari benteng, entah itu  berlari, berjalan atau dia mungkin lupa kecapean duduk di deket  bentengnya tanpa menyentuhkan tangannya ke benteng. Orang yang keluar  duluan dari Benteng berarti “kalah tua” dengan orang (lawan) yang keluar  dari benteng belakangan. Jadi si “kalah tua” harus berusaha  sengos-ngosan mungkin supaya si “menang muda” (gw ngarang doang kalo  istilah menang muda ini, biar gampang dibedain) tidak bisa mengejarnya.  Si “kalah tua” harus menyentuh kembali bentengnya agar dia “kembali  muda” dan menjadi “menang muda” sehingga bisa balik mengejar.
 
 
 
 
0 komentar:
Posting Komentar